Rabu, 05 Februari 2014
Untuk mereka yang selalu ada untukku, aku sayang kalian.
Bahagia itu tidak harus dengan hal-hal baru atau pencapaian dalam hidup, tapi bahagia itu ketika bangun pagi dan masih bisa melihat dengan jelas, pendengaran baik, sehat, bisa sarapan bisa sekolah punya teman, bahkan punya keluarga. Terkadang hal kecil seperti ini kita sepelehkan, sampai banyak orang stress karna berpikir terlalu memikirkan pekerjaan yang harus kelar, mengejar target, dan sebagainya. Sayang banget kalau keajaiban-keajaiban kecil seperti ini tidak kita syukuri di saat bangun pagi. Ingatlah, kita hanya sementara di dunia . Apa yang kita kumpulkan, entah harta atau harkat martabat sekalipun bisa lenyap ketika Tuhan kehendaki. Tapi mensyukuri hidup kemudian menikmatinya setiap waktu, tidak akan berlalu dari hidup kita. Waktu tidak kembali, bahagia anda, anda yang tentukan.
Mamaku, semangat hidupku
Siapa sih yang tak kenal sosok "mama" ? ??
Menurutku dia adalah malaikat yang Tuhan sudah siapkan dari awal sebelum aku dibentuk dalam kandungan. Berada dalam perutnya selama kurang lebih 9 bulan, dengan hidup menumpang, nafas numpang, bahkan makan numpang saat di perutnya. Aku lahir dirawat, dibimbing, dibesarkan, disekolahkan, dan didoakan agar aku kelak bisa hidup dengan mandiri dan bahagia.
Sekarang usiaku sudah 21 tahun. Tak banyak hal yang kulakukan untuk membalas budinya. Walau mama mengasihiku tanpa pamrih.
2 hari yang lalu, aku divonis mengidap suatu penyakit. Aku syok, dan sempat down.Hari pertama aku masih bisa terima dan tetap berdoa dengan yakin bahwa dibalik ini ada hal indah yang Tuhan siapkan untukku. Hari kedua, tiba-tiba dibangunkan mama dan harus minum obat pagi itu. Aku mulai stress dan masuk ke kamar berdoa. Tapi aku hanya manusia, dan punya rasa takut. Aku ketakutan, aku menangis, dan mamapun menghampiri ke kamar. Mama tau isi hatiku, mama tau ketakutanku. Aku didoakan dan akhirnya aku tenang kembali. Pelukan mama saat itu, bisa kurasakan detakan jantungnya yang sangat cepat. Aku sadar, dibalik ketakutanku, mama lebih menghawatirkanku. Sampai akhirnya aku kuat dan bisa menerima kenyataan ini. Pemulihanku berlangsung sampai detik ini untuk hari ke 3. Entah sampai berapa lama, tapi aku samasekali tidak kuatir, karna mama mendampingiku.
Obat pun tak perlu, buatku yang harus ada itu adalah mama.
Ada mama, aku tenang, bahkan benar-benar tenang.
Mamaku, semangat hidupku.
Menurutku dia adalah malaikat yang Tuhan sudah siapkan dari awal sebelum aku dibentuk dalam kandungan. Berada dalam perutnya selama kurang lebih 9 bulan, dengan hidup menumpang, nafas numpang, bahkan makan numpang saat di perutnya. Aku lahir dirawat, dibimbing, dibesarkan, disekolahkan, dan didoakan agar aku kelak bisa hidup dengan mandiri dan bahagia.
Sekarang usiaku sudah 21 tahun. Tak banyak hal yang kulakukan untuk membalas budinya. Walau mama mengasihiku tanpa pamrih.
2 hari yang lalu, aku divonis mengidap suatu penyakit. Aku syok, dan sempat down.Hari pertama aku masih bisa terima dan tetap berdoa dengan yakin bahwa dibalik ini ada hal indah yang Tuhan siapkan untukku. Hari kedua, tiba-tiba dibangunkan mama dan harus minum obat pagi itu. Aku mulai stress dan masuk ke kamar berdoa. Tapi aku hanya manusia, dan punya rasa takut. Aku ketakutan, aku menangis, dan mamapun menghampiri ke kamar. Mama tau isi hatiku, mama tau ketakutanku. Aku didoakan dan akhirnya aku tenang kembali. Pelukan mama saat itu, bisa kurasakan detakan jantungnya yang sangat cepat. Aku sadar, dibalik ketakutanku, mama lebih menghawatirkanku. Sampai akhirnya aku kuat dan bisa menerima kenyataan ini. Pemulihanku berlangsung sampai detik ini untuk hari ke 3. Entah sampai berapa lama, tapi aku samasekali tidak kuatir, karna mama mendampingiku.
Obat pun tak perlu, buatku yang harus ada itu adalah mama.
Ada mama, aku tenang, bahkan benar-benar tenang.
Mamaku, semangat hidupku.
Langganan:
Komentar (Atom)
